Selamat Siang semangat pagi
Pengunjung dan pembaca setia FISIKA EKA Ku Suka yang hebat,
Liburan sekolah baru saja dimulai karena baru saja penerimaan Raport untuk semua siswa sekolah. Senin,
22 Juni 2020 siang putri sulung kami berpamitan sekaligus minta di antar ke
rumah temannya biasa bermain dan bersekolah di Gang Madirsan- Tanjung Morawa.
Berhubung kondisi penulis kurang fit karena 3 hari kena hujan ( Jumat, Sabtu dan Minggu )
akhirnya putri sulung kami naik becak ke rumah temannya yg di Madirsan
tersebut.Dan dimintanya ongkos becak.Lalu
penulis memberi uang Rp 10.000,- untuk ongkos nya.
Sebelum berangkat tak lupa memberi pesan putri
sulung kami nanti melalui WhatsApp akan di beri tahu minta dijemput. Dan memang hal tersebut sudah biasa. Ketika penulis sedang berada di luar kota karena tugas yang mengantar atau menjemput adalah BOLANGnya (Kakek).
Sore hari, penulis di temani istri pergi berobat
ke sebuah praktek Bidan terdekat tempat biasa berobat dan membeli obat.Karena flu dan batuk dirasakan makin
menjadi-jadi.
Sekembalinya dari berobat tidak berapa lama
kemudian hujan turun dengan derasnya disertai petir. Hujan hampir reda nenek putri
sulung kami mulai gelisah dan bertanya
bagaimana Kak Fika? Kok belum dijemput?
Penulis merasa badan belum fit kali. Kan baru saja
berobat.
Menjelang pukul 21.00 WIB barulah terdengar suara
sepeda motor matic yang mengantar putri sulung kami. Ternyata ibu dari salah satu
teman nya yang mengantar pulang.Dan sebelum mengantar ke rumah kami, terlebih
dahulu mengantar temannya yg satu lagi.
Dari penuturan Ibu temannya tersebut penulis mengambil kesimpulan, ternyata tempat berkunjung Kak Fika berubah dari Gang Madirsan menjadi ke Kampung Banten yang juga memang tempat biasa berkunjung dan berdiskusi.
Dari penuturan Ibu temannya tersebut penulis mengambil kesimpulan, ternyata tempat berkunjung Kak Fika berubah dari Gang Madirsan menjadi ke Kampung Banten yang juga memang tempat biasa berkunjung dan berdiskusi.
Sampai di rumah segera putri sulung kami mengganti
pakaian dan segera ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi langsung saja ibu
menanyakan kenapa sampai malam baru pulang?
Tidak ada jawaban dari putri sulung penulis. Diam saja sambil sesekali melihat androidnya.Yang aneh lama ke lamaan matanya tidak berkedip, melotot tapi pandangannya kosong.
Istri penulis mulai panik dan meminta ceritakan
apa yang terjadi.
Keluar air mata putri sulung penulis.Tapi anehnya bukan karena menangis.
Lalu penulis segera menyuruh adik putri sulung
untuk memanggil neneknya. Kebetulan rumah nenek putri sulung penulis tidak berapa jauh dari rumah.
Tak
lupa paman dan bibinya yg di sebelah rumah juga diingatkan sehingga di rumah
semakin ramai.
Paman
putri penulis melalui android mencoba menghubungi orang tua salah satu teman
putri penulis. Kebetulan paman putri penulis mengenalnya dan temannya juga ketika bersekolah dibangku menengah dulu.
Beberapa
menit kemudian, datanglah kedua orang tua teman putri penulis dengan seseorang yang
kemudian di ketahui bermarga Purba. Menurut versi yang bermarga Purba tersebut Kak Fika dan kedua teman sepermainannya waktu mau hujan dan menjelang magrib ada main-main ke suatu tempat yang menurutnya ada penunggunya .
Lalu yang bermarga Purba (Simalungun) tersebut berusaha mengobati dan tidak berapa lama dari menjerit-jerit dan sesekali tertawa Kak Fika mulai tenang. Tapi itu tidak berapa lama, tiba-tiba napasnya seperti berat dan susah bernapas kemudian badannya mulai tegang.
Merasa seperti kurang dengan penanganan yang dilakukan oleh yang bermarga Purba tadi, maka Bapak dari teman putri kami segera menghubungi via ponsel yang dikenalnya dapat menangani kejadian tersebut.
Selang beberapa waktu tibalah Mas Mul yang menurut penuturannya berdomisili Di Gang Irama.Segera beliau menyuruh menyediakan segelas air putih.

Lalu yang bermarga Purba (Simalungun) tersebut berusaha mengobati dan tidak berapa lama dari menjerit-jerit dan sesekali tertawa Kak Fika mulai tenang. Tapi itu tidak berapa lama, tiba-tiba napasnya seperti berat dan susah bernapas kemudian badannya mulai tegang.
Merasa seperti kurang dengan penanganan yang dilakukan oleh yang bermarga Purba tadi, maka Bapak dari teman putri kami segera menghubungi via ponsel yang dikenalnya dapat menangani kejadian tersebut.
Selang beberapa waktu tibalah Mas Mul yang menurut penuturannya berdomisili Di Gang Irama.Segera beliau menyuruh menyediakan segelas air putih.

0 komentar:
Posting Komentar